salah satu suduh kampung Tofoi |
Dan
wilayah cacah terakhir dalam kegiatan tahun 2013 ini adalah Tofoi. Tofoi
merupakan kota dari distrik Sumuri, yang juga menjadi salah satu kampung
penting di kabupaten Teluk Bintuni. Kampung ini tergolong modern dibanding
kampung-kampung lain di area Teluk Bintuni. Sebagian jalan utama sudah diaspal.
Banyak fasilitas-fasilitas umum seperti Puskesmas, kantor distrik, gereja,
masjid, dan pasar, namun jetty nya kurang memadai. Sekolah di sini tersedia
mulai dari TK – SMA.
Suku
Sumuri adalah suku asli di kampung ini yang terdiri dari 4 marga yaitu
Dorisara, Inanosa, Kamisopa, dan Sabandafa. Selain itu, banyak juga pendatang
mulai dari Batak, Sunda, Jawa, Toraja, Buton, Bugis, Manado, Flores, Kei,
sampai di wilayah Papua lain seperti Maibrat dan Merauke. Yah.. bisa dibilang
kampung ini adalah miniatur Indonesia sama seperti Babo.
Adanya
pasar yang menjual beragam kebutuhan pokok dan buka tiap hari memberi banyak
pilihan menu masakan. Sudah bermingu-minggu lamanya sarden kalengan dan mi
instan jadi santapan kami sehari-hari. Hanya rasa lapar lah yang buatku sanggup
makan makanan yang membosankan itu. Akhirnya sejak di Tofoi ini menu makanan
lebih bervariasi dengan beragam sayuran, tempe, dan kadang daging ayam.
Beberapa warung seperti penyetan hadir di sini memberikan pilihan lain. Jika
malas masak tinggal pergi ke warung penyetan, meski harganya 20an ribu. Padahal
di Jawa harga penyetan bisa setengahnya, tapi namanya juga di Papua sudah
untung ada yang jual makanan ini.
aktivitas bongkar muat di jetty Tofoi yang sibuk |
Yang
menyenangkan lagi, di sini ada Toko Sinar Pagi. Semacam minimarket modern yang
selama perjalanan ini hanya kami dapati di Babo dan Tofoi. Minimarket ini
menyediakan berbagai makanan “modern” seperti aneka snack, makanan instan, dan
es krim. Karena skalanya yang besar toko ini bisa menyediakan berbagai barang
yang lebih murah dibanding kios-kios kecil. Sama seperti di Jawa ritel modern
seperti ini menjadi tolok ukur perkembangan suatu tempat. Makin ramai suatu
tempat, makin banyak pula ritel modern didirikan. Akhirnya kami bisa kembali ke
peradaban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar