Senin, 16 November 2015

2015


ijo royo-royo
Gunung Kidul, DIY

rumah Pek Sin Kek
Sawahlunto, Sumatera Barat

sudut masjid
Masjid Raya Baiturrahman, Aceh

rumah Pek Sin Kek (2)
Sawahlunto, Sumatera Barat

anak tangga
Tamansari, Yogyakarta

danau Lut Tawar
Takengon, Aceh

siang di Siung
Gunung Kidul, DIY



2014


membelah belantara Kalimantan
Kapuas Hulu, Kalimantan Barat

dermaga pasar Mardika
Ambon, Maluku

Gede Pangrango
T.N. Gunung Gede Pangrango

jalan sunyi
Sorong, Papua Barat

lanskap mewah pantai Sadranan
Gunung Kidul, DIY

di antara pasir berbisik dan raungai jip yang berisik
T.N. Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur

sabana dan langit biru
Sorong, Papua Barat



2013


danau Toba
Tanah Karo, Sumut

sabana Sumba
Sumba Timur, NTT

di bawah naungan pelangi Teluk Bintuni
Teluk Bintuni, Papua Barat

bukit belakang sekolah
Sumba Timur, NTT

wilujeng enjing
Garut, Jawa Barat

lelap
Teluk Bintuni, Papua Barat

biru
Raja Ampat, Papua Barat

danau Toba
Tanah Karo, Sumatera Utara

sungai Otoweri
Fakfak, Papua Barat



2012


kering kerontang
T.N. Baluran, Jawa Timur

face to face
T.N. Baluran, Jawa Timur



Rabu, 11 November 2015

Selamat Datang di Kota Juang Nanga Pinoh


Tugu Juang Nanga Pinoh
Sekitar enam jam perjalanan dari Pontianak sampailah di pertigaan jalan dengan sebuah tugu berada tepat di tengah persimpangan jalan. Simpang Pinoh, begitu orang menamai simpang jalan yang ditandai dengan tugu yang menggambarkan dua orang yang sedang mengibarkan bendera merah putih. Sesuai namanya, simpang Pinoh menjadi jalan masuk ke kota Nanga Pinoh. Sekitar setengah jam kemudian sampailah di kota Nanga Pinoh ditandai dengan jembatan yang membelah sungai Pinoh. Dari jembatan kita bisa melihat muara sungai Pinoh yang terhubung dengan sungai Melawi. Muara sungai atau dalam bahasa setempat disebut “nanga” seringkali dijadikan pusat perdagangan dan kemudian berkembang menjadi sebuah kota. Setelah melewati jembatan kita memasuki kawasan pertokoan dan pasar yang menjadi pusat keramaian di kota Nanga Pinoh.