di bawah naungan pelangi teluk Bintuni |
Sore
ketinting kami meninggalkan jetty Otoweri. Kali ini gelombang teluk Bintuni
begitu tenang. Langit cukup cerah, sementara itu matahari mulai mengendurkan
sengatannya. Sejuk, duduk di atap ketinting, dibersamai sepoi angin laut,
sangat menyenangkan. Sepanjang mata memandang hanya tampak lautan, hanya di
sisi kanan kapal terlihat daratan cukup dekat. Saat ini kapal ketinting bergerak
ke arah timur menuju kampung Onar. Sebuah kampung yang terletak di tepi teluk
Bintuni.
Dari
balik hutan bakau samar nampak bias cahaya warna-warni memanjang ke atas. Ya..
sebuah pelangi mulai terbentuk, melengkung setengah lingkaran tepat diatas ketinting
kami. Pelangi itu berujung di balik hutan bakau dan tengah lautan di ujung
satunya. Perlahan warna pelangi makin menguat seiring cahaya mentari yang kian
redup. Tak lama kemudian samar terlihat pelangi kedua tepat di sebelahnya. Sore
itu lengkung pelangi ganda menaungi Teluk Bintuni.
Entah
kenapa pelangi begitu akrab dengan langit Teluk Bintuni. Hampir setiap kampung
yang kukunjungi pelangi selalu menampakkan wujudnya, menghiasi langit biru
Papua. Mulai dari pelangi awan yang muncul di siang bolong saat berada di Babo,
secarik pelangi pagi di muara Otoweri, hingga yang paling epik pelangi di Teluk
Bintuni ini. Tak ada hujan yang mendahului, tetiba pelangi-pelangi itu muncul
begitu saja. Mungkin sang pelangi merasa nyaman berada di langit Teluk Bintuni
yang masih alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar