Senin, 20 September 2021

Semalam di Lembah Oya, Menikmati Senja dan Pagi di Pinggir Kali

Lembah Kali Oya

Batu, kayu, ranting, bambu, dan dedaunan kering tersusun sedemikian rupa membentuk kerangka api unggun. Setelah beberapa kali gagal memantik, akhirnya api menyala juga. Nesting berisi air dan beras kami gantung di atas api. Rencananya, menu makan malam kami adalah nasi dengan lauk pakis dan daun ubi yang kami dapatkan tadi sore di hutan. Nasi sudah matang, giliran dedaunan direbus di atas api. Awalnya kami berniat memasukkan ikan sungai sebagai menu makan malam. Namun itu urung terwujud karena sore tadi tidak sempat mancing, lebih tepatnya malas. Saat api mengecil, singkong yang tadi didapat dari warga dimasukkan ke dalam bara.

Parangan, Surga Tersembunyi di Lembah Kali Oya

Parangan

“Surga tersembunyi”, begitulah ungkapan lebay yang saya tuliskan. Tempat yang diberi nama Parangan ini memang belum banyak diketahui khalayak umum. Dapat dimaklumi mengingat objek wisata ini baru dibuka bulan Agustus 2021. Menurut salah seorang warga, keindahan Parangan awalnya disadari oleh pekerja proyek PDAM. Dia mengatakan ke warga bahwa tempat ini sangat indah dan cocok dijadikan tempat wisata. Sama prosesnya seperti lokasi wisata tersembunyi lain, dimulai dari foto-foto yang diunggah di medsos lalu viral dan jadilah tempat wisata.

Uji Nyali Menuju Kedung Jati

rute offroad, petunjuk dari mbah gugel

Berbekal arahan dari Google Maps kami bertiga menuju ke Parangan, suatu tempat wisata yang lagi hits di Jogja. Parangan merupakan nama tempat di lembah sungai Oya, berlokasi di Kedung Jati, Selopamioro, Imogiri. Menurut salah seorang pengelola yang kami temui, objek wisata ini baru dibuka sekitar sebulan yang lalu. Tempat wisata ini memang tergolong baru dan minim informasi.

Jumat, 09 Juli 2021

Operasi Gigi Bungsu Pakai BPJS


Terinfus

Rasa sakit tak tertahankan selama beberapa bulan terakhir hilang seketika saat serpihan gigi terakhir tanggal. Menyisakan lubang menganga, namun tak terasa sakit dan ngilu meski saat terkena air dingin. Saya kira gigi bungsu pengganggu itu telah hilang selamanya. Sebulan kemudian saya menambal gigi yang berlubang akibat ditabrak oleh si Bungsu. Sebelum menambal, dokter mengatakan bahwa gigi bungsu saya masih menyisakan akarnya. Akan berbahaya jika dibiarkan karena lubang bekas gigi yang tanggal tidak dapat menutup karena masih ada akarnya. Hal itu dapat menyebabkan infeksi di kemudian hari akibat sisa makanan yang tertinggal.

Menggapai Atap Yogyakarta

Gunung Kendil

Gunung Kendil, nama yang cukup asing bagi saya. Padahal gunung ini terletak tak jauh dari Puncak Suroloyo yang sudah tersohor itu. Gunung Kendil merupakan sebuah bukit di tepi Jl Suroloyo. Jika kita menuju ke Puncak Suroloyo dari kota Jogja, Gunung Kendil terletak di sebelah kiri jalan. Hanya ada penanda plang kecil bertuliskan “Gunung Kendil” saat saya ke sana karena papan yang lebih besar roboh terkena angin.