Klotok siap berangkat |
Jam 5 sore, kami sudah berada di
kapal klotok. Sebelumnya kami sempatkan untuk beli nasi bungkus dan snack di
warung dekat pelabuhan. Katanya perjalanan dari Teluk Batang ke Pontianak
biasanya butuh waktu sekitar 14 jam. Para penumpang mulai berdatangan masuk ke
dalam kapal dengan berbagai barang bawaannya. Biasanya barang bawaan mereka
taruh di bagian tengah ruang penumpang berupa lantai papan yang cukup luas. Di
dinding ruang penumpang diberi papan memanjang yang berfungsi sebagai tempat
duduk.
Kapal klotok, begitulah orang
sini menyebut kapal ukuran sedang ini. Disebut klotok karena suara mesinnya
yang berbunyi klotok-klotok. Kapal ini biasa melayani rute perjalanan antar
daerah via sungai. Ketiadaan jalur darat dari Teluk Batang ke Pontianak membuat
jalur air menjadi satu-satunya pilihan. Selain kapal klotok sebenarnya ada
pilihan moda transportasi lain yaitu kapal cepat. Dengan menggunakan kapal
cepat, Teluk Batang – Pontianak bisa ditempuh hanya dalam waktu 5 jam. Namun
klotok masih jadi pilihan utama karena selain lebih murah, dapat mengangkut
barang dalam jumlah banyak termasuk sepeda motor.
Di luar, pelabuhan makin sibuk
saja karena saat itu ada beberapa kapal yang sedang bongkar muat. Di kapal
klotok yang kami tumpangi juga tak kalah sibuknya. Para awak kapal tampak sibuk
memarkir motor bawaan penumpang ke atap kapal. Hanya menggunakan papan kecil
mereka dengan lihainya menaikkan motor ke atap kapal. Sementara itu di bagian
atap kapal sudah berjejer rapi beberapa sepeda motor di samping beberapa benda
yang tertutup terpal. Setelah dirasa tidak ada lagi penumpang yang bawa motor,
tali kemudian dikencangkan untuk menjaga agar motor tidak jatuh.
Sesaat setelah Maghrib, kapal
perlahan mulai meninggalkan dermaga Teluk Batang. Di dalam ruang penumpang
sudah cukup banyak. Tapi jumlah penumpang saat itu terhitung sepi padahal
mendekati hari raya Idul Adha biasanya banyak orang yang pulang ke Pontianak.
Masih ada beberapa ruang kosong sehingga membuatku leluasa untuk memilih tempat
terbaik dan ternyaman. Tak perlu berebutan tempat, sehingga di awal perjalanan
aku memilih untuk duduk-duduk di bagian luar kapal. Di sisi kiri dan kanan
kapal menyisakan lantai papan selebar sekitar semeter. Di tempat inilah aku dan
beberapa penumpang lain duduk. Menikmati semilir angin laut dan suasana senja
di muara sungai Kapuas.
Gelap, hanya tampak
gelombang-gelombang kecil yang tercipta dari laju kapal yang membelah permukaan
air. Praktis hanya permukaan air di sekitar kapal saja yang tampak diterangi
beberapa lampu kapal. Sementara pepohonan di tepi sungai tampak samar. Nyaris
tak ada hembusan angin malam itu, sehingga udara agak panas. Bosan, di luar tak
bisa lihat apa-apa. Aku pun masuk ke dalam sambil makan bekal yang tadi sempat
dibeli. Di dalam kapal, masih tampak ramai. Para penumpang terlihat asyik
dengan kegiatan masing-masing untuk mengusir bosan. Ada yang ngobrol, mainan
HP, ada pula yang cuma glundang-glundung tak tahu harus berbuat apa (seperti
aku).
Bosan glundang-glundung di dalam
kapal, aku pun coba keluar lagi, mencari-cari hal yang sekiranya menarik
dilihat. Mana tau terlihat punggung buaya yang melintas, dengan mata yang
menyala terkena sorot lampu kapal. Tapi yang ditunggu tak kunjung terlihat,
hanya ranting dan sampah saja sesekali tampak. Kanan kiri sungai masih sama
seperti tadi, gelap, seakan kosong. Bosan, kembali aku masuk ke dalam. Kali ini
suasana di dalam sudah agak sepi. Para penumpang sudah banyak yang terlelap,
hanya ada sedikit yang masih terjaga. Kucoba merebahkan diri di kursi panjang.
Suara mesin yang berklotokan itu sedikit mengganggu. Tapi lama kelamaan
terbiasa juga, dan akhirnya akupun bisa terlelap.
Guncangan yang agak keras serta
bunyi sirene membangunkanku. Aneh, ada guncangan gelombang tapi kapal seperti
tak bergerak. Aku pun keluar dan terlihat beberapa titik lampu ada di sekitar
sungai. Cahaya lampu itu tampak berpendar tersaput asap yang cukup pekat. Musim
kemarau, musim asap, begitulah yang biasa terjadi di Kalimantan Barat. Tiap
musim kemarau pasti ada saja kabut asap dengan intensitas dan jangkauan yang
berbeda. Tebalnya kabut membuat kapal-kapal memperlambat lajunya atau berhenti
untuk memastikan melaju di jalur yang benar. Kebetulan saat itu kami berada di
sungai yang lebar dengan lalu lintas cukup padat.
Sementara itu di langit tampak
cahaya bulan memerah karena terhalang kabut asap. Cukup lama kapal berhenti,
kadang sedikit terguncang akibat gelombang air dari kapal yang tengah melintas.
Aku pun kembali ke dalam, mencoba untuk kembali tidur. Ternyata sekarang masih
tengah malam, pagi yang dinanti masih lama. Sesaat sebelum terlelap, kurasa
kapal mulai bergerak perlahan. Semoga bisa tidur nyenyak sampai pagi.
kampung di tepi sungai Kapuas |
Cahaya matahari sudah melimpah,
membuat bumi Kapuas terang benderang ketika kulihat keluar kapal. Pepohonan
sekitar sungai tampak suram tersaput asap, sementara matahari tampak berpendar
merah mengintip dari balik awan. Beberapa kapal tongkang dan kapal cepat
melintas menimbulkan gelombang yang sedikit mengguncang. Tak lama kemudian
mulai tampak pemukiman warga di sepanjang sungai Kapuas. Terlihat anak-anak
dengan riangnya mandi berenang di sungai, sementara ibunya sedang mencuci di
atasnya. Beberapa warga terlihat tengah mendayung sampannya, coba menjaring
ikan di bagian pinggir sungai. Sesekali sampannya tampak terombang ambing
akibat gelombang dari kapal yang melintas. Meski kapal sudah memelankan
lajunya, tetap saja sampan kecil itu terhempas gelombang yang ditimbulkan.
Namun karena sudah biasa, mereka bisa menyeimbangkan sampan dan melanjutkan
kegiatannya. Beberapa kali kapal klotok berpapasan dengan sampan, di saat
seperti itu biasanya nakhoda memang memperlambat laju kapal. Sudah etika yang
berlaku mungkin, untuk menghormati para pelintas sungai lainnya.
Jam 8 pagi, sudah 14 jam kapal
berlayar namun belum tampak tanda-tanda akan berlabuh. Kota Pontianak pun belum
terlihat, kami masih ada di suatu perkampungan (entah di mana). Dua jam
kemudian tampaklah di kejauhan jembatan, itulah tanda kalau kami sudah masuk
kota Pontianak. Deretan pabrik-pabrik karet dengan cerobong yang mengepulkan
asap hitam berjajar di sepanjang sungai. Di sisi lain terdapat kapal-kapal
besar terparkir, sepertinya itu pelabuhan. Dari dekat tampak struktur jembatan
itu begitu kokoh dengan pondasi beton dan tiang-tiang penyangga lain yang
tertanam di sungai. Sementara itu, diatasnya berbagai jenis kendaraan melaju
melintas jembatan. Tak berselang lama, kapal melewati jembatan kedua. Kedua
jembatan yang sering juga disebut tol Kapuas ini punya peran sangat penting
untuk menghubungkan kedua sisi kota Pontianak yang terpisah sungai Kapuas.
Sebenarnya di sebelah barat jembatan pertama, ada penyeberangan feri yang
khusus melayani penyeberangan sungai Kapuas. Cukup ramai juga penyeberangan
feri itu, namun warga lebih banyak memilih menyeberang dari jembatan. Akibatnya
pada jam sibuk seperti pagi dan sore hari, terjadi kemacetan di jalan menuju
jembatan.
mengintip dari jendela Klotok, berjajar meriam bambu yang digunakan untuk merayakan Idul Adha |
Sekitar 20 menit perjalanan dari jembatan kedua,
sampailah kami di dermaga Senghi. Sebuah dermaga kecil belakang pasar yang
menjadi tempat berlabuh kapal klotok dari berbagai jurusan dan kapal kecil
lainnya. Hampir jam 11 siang ketika kami menginjakkan kaki di dermaga Senghi.
Lebih dari 16 jam kami berada di dalam klotok. Sebuah perjalanan yang
mengesankan namun tak ingin kuulang lagi.
INI KISAH SAYA (100% NYATA) : Nama saya Nurmala dan 4 Kali Gagal di Seleksi CPNS Membuatku Semakin Termotivasi dan Akhirnya saya Berhasil itu semua Berkat Bpk Drs Warli, M.Si..(Kepala Biro Kepegawaia dan Kerjasama antar Lembaga) BKN PUSAT Jakarta..
BalasHapusSaya awalnya tidak percaya,tapi setelah saya coba menhubungi Bpk Drs Warli, M.Si.. dengan No.tlp: 0812 415 7880.. akhirnya saya bisa lulus CPNS 2015. Berjubelnya peserta tes sempat membuat hati saya ciut ketika itu.
Alhamdulillah berkat Bpk Drs Warli, M.Si. yang banyak membantu saya, saya sekarang lulus CPNS dan SK saya akhirnya bisa keluar,itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya anda bisa,Hubungi BpkDrs Warli, M.Si. no HP Beliau: 08124157880 siapa tahu beliau masih bisa membantu anda untuk mewujudkan impian anda menjadi PNS.
Saya berharap untuk ke depannya semakin banyak lagi yang bisa lulus dengan bantuan Bpk Drs Warli, M.Si.. . Selama kita masih berusaha maka di situ pasti ada jalan.,Terima kasih...