Gudang Kopi
 |
ruang penyimpanan biji kopi |
Puluhan jenis kopi tersimpan di
gudang Oro Coffee, Takengon, Aceh. Oro Coffee adalah salah satu pabrik
pengolahan sekaligus distributor kopi Gayo. Pabrik milik Pak Rosyid ini sudah
ada sejak tahun 1998 lalu. Sempat mengalami guncangan akibat gempa Gayo 2013
lalu yang menyebabkan bangunan pabrik rusak parah dan harus diratakan, usaha
Oro Coffee tetap berlanjut. Bahkan menurut pengakuan Pak Rosyid, mereka saat
ini menjadi salah satu pemasok untuk Starbucks. Saat ini dalam seminggu Oro
Coffee bisa mengekspor satu kontainer kopi atau setara dengan 20 ton.
Menyediakan biji kopi sebanyak 20 ton bukanlah masalah bagi mereka karena
selalu ada pasokan dari para petani kopi melalui beberapa koperasi. Untuk
penyimpanan, mereka juga memiliki gudang yang cukup luas. Selain dalam bentuk
biji, Oro Coffee juga menjual kopi bubuk dalam bentuk kemasan serta memiliki
ruangan khusus untuk memamerkan produk mereka. Jika berkunjung ke sana kita
akan disambut ramah oleh Pak Rosyid. Kalau sedang tidak sibuk beliau bersedia
meluangkan waktunya untuk mengobrol dan akan disuguhi kopi nikmat dengan
racikan tepat.
Burni Telong
 |
lanskap alam tanah Gayo, dengan Burni Telongnya |
Berketinggian 2624 mdpl, Burni
Telong merupakan satu-satunya gunung berapi di dataran tinggi Gayo. Burni
Telong dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai Gunung Berapi. Adanya Burni
Telong menyediakan pasokan tanah vulkanis yang subur bagi warga sekitar.
Berbagai tanaman tumbuh subur di sana termasuk komoditas andalan Gayo yaitu
kopi. Tanaman kopi yang ditanam di dekat gunung, akan menghasilkan kopi dengan
cita rasa yang unik karena tanahnya mengandung belerang. Munculnya sumber air
panas di kaki Burni Telong dimanfaatkan warga sekitar dengan membuat beberapa
tempat pemadian air panas yang selalu ramai tiap akhir pekan. Meski memberikan
potensi bencana, namun Burni Telong juga memberikan manfaat besar bagi warga
yang tingga di sekitarnya. Selain itu adanya Burni Telong makin mempermanis
lanskap alam dataran tinggi Gayo.
Dipilih-dipilih...
 |
penjual bongkahan batu dengan mobil bak terbuka |
Dipilih-dipilih.. ada nefrite,
black jade, solar, bio solar, extra joss, idocrase, cempaka madu, lavender..
entah batu apa apa saja yang dijual si Bapak itu. Yang pasti, banyak jenisnya
dan hampir semuanya fresh from the nature.
Di pasar Takengon seringkali dijumpai penjual bongkahan batu akik yang
menggunakan mobil bak terbuka. Maret 2015, saat itu batu akik sedang populer di
Indonesia tak terkecuali di Aceh. Sejak ditemukannya bongkahan batu giok
puluhan ton di Nagan, batu akik Aceh semakin populer. Mulai sore hingga malam,
di pasar-pasar dan pinggiran jalan ada saja lapak batu akik yang ramai
dikunjungi. Mulai dari ribuan hingga ratusan juta rupiah rela dikeluarkan untuk
menebus sebongkah batu akik.
Kebun Kopi
 |
kebun kopi di bawah naungan pohon pete |
Sinar matahari muncul menyusup di
sela rerimbunan pohon pete yang menaungi tanaman kopi. Kabut tipis menyelimuti
area perkebunan kopi. Sunyi masih menanungi desa Gegerung, kabupaten Bener
Meriah. Kopi merupakan komoditas andalan di Dataran Tinggi Gayo. Kopi Gayo
memang terkenal sebagai salah satu kopi terbaik di Indonesia bahkan dunia.
Lahan pertanian di daerah ini didominasi oleh perkebunan kopi. Letaknya yang
berupa dataran tinggi memungkinkan daerah Gayo ditanami jenis kopi
Arabica.
Rumah Jendela Dunia
 |
ruang perpustakaan sekolah Sukmabangsa Lhokseumawe |
Jika buku disebut sebagai jendela
dunia, mungkin perpustakaan bisa diibaratkan sebagai rumahnya. Rumah yang rapi,
bersih, dengan interior menarik akan membuat nyaman siapapun yang bertandang ke
sana. Suasana yang nyaman tentu akan membuat pengunjung betah berlama-lama di
sana. Kondisi itulah yang coba dibuat di perpustakaan sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe,
Aceh. Ruang perpustakaan ditata sedemikian rupa agar tampak luas. Rak-rak buku
ditempatkan di dekat dinding dengan jarak yang cukup rapat antar rak agar
menyisakan ruang yang luas di tengah. Di dekat rak buku, digelar alas duduk
dengan meja rendah. Lesehan dinilai merupakan pilihan yang tepat untuk membuat
nyaman dalam membaca. Karena dengan duduk lesehan, pengunjung akan lebih
leluasa karena bisa baca dengan berbagai gaya. Hasilnya sejumlah siswa nampak
betah berlama-lama nongkrong di perpustakaan.
Pulang Sekolah Rame-Rame
 |
naik bentor |
Murah dan mudah ditemukan
menjadikan becak (bentor) sebagai alat transportasi favorit bagi warga
Lhokseumawe. Hanya dengan 5 ribu hingga 30 ribu (Maret 2015) kita bisa
berpindah antar lokasi di dalam kota. Jumlah penumpang pun tak dibatasi, asal
masih muat semua bisa naik. Maka tak heran jika di Lhokseumawe sering terlihat
becak yang dijejali oleh siswa-siswi sekolah.
Karya Seni Akik
 |
karya seni abstrak |
Seseorang tetiba menghampiri kami yang sedang asyik
berfoto di depan Museum Tsunami Aceh. Sambil membawa sebuah benda berbentuk abstrak, dia setengah berlari menyeberang jalan. Tanpa basa-basi dia memberikan
benda itu ke saya dan menyuruh untuk berfoto dengan hasil karyanya. Entah apa
nama benda itu, bagi saya terlihat abstrak. Namun benda yang terdiri dari
puluhan batu akik berbagai jenis itu berbentuk gajah menurut si pembuat. Setelah
dicermati di satu bagian batu yang berwarna putih mirip belalai dengan satu
daun telinga yang ditempel dari batu putih lain. Namun di bagian atas tampak
batu berbentuk kubah masjid dengan bulan sabit dan bintang. Dibutuhkan waktu
sekitar 3 bulan untuk menyusun puluhan batu akik dalam berbagai bentuk menjadi
wujud yang diinginkan. Berat memegang benda itu, selain memang bobotnya yang
cukup berat risikonya juga berat. Jika sampai menjatuhkannya, bisa dipastikan
puluhan batu akik itu akan tercerai berai. Beberapa saat kemudian, benda itu
menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitar. Sebuah karya seni unik dari
batu akik hasil kreativitas Abang-abang “selo” (punya banyak waktu luang) ini.