sumber gambar: http://sususejat.com/kenapa-takut-nasi-bahagian-1/ |
Belum makan kalau belum makan
nasi, sebuah ungkapan yang menggambarkan ketergantungan akan nasi untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi. Begitu juga dengan internet yang kini telah
menjadi sarana utama untuk berkomunikasi. Ketergantungan akan internet dimulai
sejak maraknya penjualan HP yang memiliki fitur internet di masyarakat. Sekarang
makin banyak HP Internet murah,
sehingga itu sudah bukan lagi barang mewah. Hanya dengan 100an ribu kita sudah
dapat HP yang memiliki fitur internet, belum lagi banyak tipe smartphone yang kini dibanderol dengan
harga di bawah sejuta. Di sisi lain, banyak operator seluler berlomba-lomba
menyediakan paket internet dengan harga semurah mungkin. Harga HP dan biaya
internet yang semakin terjangkau, ditambah meluasnya jaringan telekomunikasi
membuat internet yang dulunya eksklusif kini menjadi lebih umum.
Seperti nasi, internet dapat
memenuhi kebutuhan pokok manusia sebagai makhluk sosial yaitu dalam hal komunikasi.
Internet merupakan pengembangan sarana komunikasi yang lebih efisien dari
sarana komunikasi lain. Kita bisa berkomunikasi dengan orang di seluruh dunia
dengan respon cepat dan tanpa harus khawatir dengan tagihan pulsa yang besar. Seiring
dengan semakin umumnya penggunaan internet, kini berbagai hal terkait
penyebaran informasi. Mulai dari membuat undangan pernikahan sampai kegiatan
jual-beli dapat dilakukan di internet. Jika biasanya pengumuman orang meninggal
disiarkan lewat toa masjid, kini dapat disebarkan melalui media sosial seperti
facebook atau twitter dengan jangkauan yang lebih luas.
Untuk memenuhi kebutuhan gizi
yang berimbang, kita harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Nasi harus
dikombinasikan dengan beberapa makanan lain untuk menciptakan “empat sehat lima
sempurna” dan yang terpenting adalah jangan berlebihan. Begitu juga dengan
internet yang harus digunakan dengan bijak dan proporsional. Maraknya
penggunaan media sosial dan berbagai aplikasi chatting menjadi fenomena menarik dalam perkembangan internet.
“Menjauhkan yang dekat,
mendekatkan yang jauh”, satu lagi ungkapan yang populer akhir-akhir ini.
Seringkali terjadi ketika nongkrong bersama kawan-kawan, ada masanya tercipta
keheningan saat mereka memegang smartphone.
Mereka pun menunduk menatap layar kecil, memainkan jemarinya sambil sesekali
tertawa kecil memecah keheningan. Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun
terlihat sedikit berlebihan. Keasyikan berinteraksi di dunia maya menjadikan
kita sedikit abai terhadap dunia nyata. Jadi alangkah lebih baik jika fasilitas
yang disediakan medsos dimanfaatkan secara bijak dan tidak berlebihan.
Internet sebaiknya dimanfaatkan
“sewajarnya” dan seoptimal mungkin. Dianggap wajar jika penggunaannya sesuai
kebutuhan (tidak berlebihan) dan sesuai peraturan yang berlaku. Penggunaan yang
optimal adalah pemanfaatan berbagai fungsi internet mulai sebagai sumber
informasi sampai sumber pendapatan. Dibutuhkan semacam pendidikan khusus
tentang pemanfaatan internet. Terdengar serius karena ada kata “pendidikan”,
namun itu sebenarnya sangat sederhana. Cukup dengan ngobrol santai (dengan
tatap muka, bukan tatap layar tentunya) terkait pemanfaatan gadget mereka. Penyampaian dengan bahasa
sederhana untuk sesuatu yang rumit (dalam hal ini internet bagi pengguna
pemula) sangat efektif untuk mengajarkan suatu hal baru.
Kembali ke nasi, sebenarnya sehari tanpa nasi juga
tidak masalah bagi sebagian orang. Misal, bagi Pace/Mace di pedalaman Papua,
mereka biasa makan sagu bukan nasi. Tentu mereka juga tidak peduli ada atau
tidaknya nasi di periuk mereka. Begitu juga dengan internet, jangankan internet
sinyal telepon saja tak ada. Mereka sudah (terpaksa) biasa hidup terisolasi
dari dunia luar dan sudah merasa cukup dengan semua yang dimiliki. Berbeda dengan
para pemakan nasi yang tinggal di daerah yang relatif maju, tentunya kebutuhan
akan internet sama dengan kebutuhan mereka terhadap nasi. Contoh ekstrim di
atas adalah gambaran sederhana perbedaan sudut pandang “sehari tanpa internet”.
Bagi sebagian orang internet wajib ada setiap hari, namun bagi sebagian yang
lain internet adalah benda asing yang (terpaksa) tidak dibutuhkan.
http://telkomsel.com/genggam-internet
http://telkomsel.com/genggam-internet