Rabu, 23 April 2014

Sehari Tanpa Internet Bagai Sehari Tanpa Nasi

sumber gambar: http://sususejat.com/kenapa-takut-nasi-bahagian-1/

Belum makan kalau belum makan nasi, sebuah ungkapan yang menggambarkan ketergantungan akan nasi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Begitu juga dengan internet yang kini telah menjadi sarana utama untuk berkomunikasi. Ketergantungan akan internet dimulai sejak maraknya penjualan HP yang memiliki fitur internet di masyarakat. Sekarang makin banyak HP Internet murah, sehingga itu sudah bukan lagi barang mewah. Hanya dengan 100an ribu kita sudah dapat HP yang memiliki fitur internet, belum lagi banyak tipe smartphone yang kini dibanderol dengan harga di bawah sejuta. Di sisi lain, banyak operator seluler berlomba-lomba menyediakan paket internet dengan harga semurah mungkin. Harga HP dan biaya internet yang semakin terjangkau, ditambah meluasnya jaringan telekomunikasi membuat internet yang dulunya eksklusif kini menjadi lebih umum.  

Seperti nasi, internet dapat memenuhi kebutuhan pokok manusia sebagai makhluk sosial yaitu dalam hal komunikasi. Internet merupakan pengembangan sarana komunikasi yang lebih efisien dari sarana komunikasi lain. Kita bisa berkomunikasi dengan orang di seluruh dunia dengan respon cepat dan tanpa harus khawatir dengan tagihan pulsa yang besar. Seiring dengan semakin umumnya penggunaan internet, kini berbagai hal terkait penyebaran informasi. Mulai dari membuat undangan pernikahan sampai kegiatan jual-beli dapat dilakukan di internet. Jika biasanya pengumuman orang meninggal disiarkan lewat toa masjid, kini dapat disebarkan melalui media sosial seperti facebook atau twitter dengan jangkauan yang lebih luas.

Untuk memenuhi kebutuhan gizi yang berimbang, kita harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Nasi harus dikombinasikan dengan beberapa makanan lain untuk menciptakan “empat sehat lima sempurna” dan yang terpenting adalah jangan berlebihan. Begitu juga dengan internet yang harus digunakan dengan bijak dan proporsional. Maraknya penggunaan media sosial dan berbagai aplikasi chatting menjadi fenomena menarik dalam perkembangan internet.

“Menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh”, satu lagi ungkapan yang populer akhir-akhir ini. Seringkali terjadi ketika nongkrong bersama kawan-kawan, ada masanya tercipta keheningan saat mereka memegang smartphone. Mereka pun menunduk menatap layar kecil, memainkan jemarinya sambil sesekali tertawa kecil memecah keheningan. Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun terlihat sedikit berlebihan. Keasyikan berinteraksi di dunia maya menjadikan kita sedikit abai terhadap dunia nyata. Jadi alangkah lebih baik jika fasilitas yang disediakan medsos dimanfaatkan secara bijak dan tidak berlebihan.

Internet sebaiknya dimanfaatkan “sewajarnya” dan seoptimal mungkin. Dianggap wajar jika penggunaannya sesuai kebutuhan (tidak berlebihan) dan sesuai peraturan yang berlaku. Penggunaan yang optimal adalah pemanfaatan berbagai fungsi internet mulai sebagai sumber informasi sampai sumber pendapatan. Dibutuhkan semacam pendidikan khusus tentang pemanfaatan internet. Terdengar serius karena ada kata “pendidikan”, namun itu sebenarnya sangat sederhana. Cukup dengan ngobrol santai (dengan tatap muka, bukan tatap layar tentunya) terkait pemanfaatan gadget mereka. Penyampaian dengan bahasa sederhana untuk sesuatu yang rumit (dalam hal ini internet bagi pengguna pemula) sangat efektif untuk mengajarkan suatu hal baru.

Kembali ke nasi, sebenarnya sehari tanpa nasi juga tidak masalah bagi sebagian orang. Misal, bagi Pace/Mace di pedalaman Papua, mereka biasa makan sagu bukan nasi. Tentu mereka juga tidak peduli ada atau tidaknya nasi di periuk mereka. Begitu juga dengan internet, jangankan internet sinyal telepon saja tak ada. Mereka sudah (terpaksa) biasa hidup terisolasi dari dunia luar dan sudah merasa cukup dengan semua yang dimiliki. Berbeda dengan para pemakan nasi yang tinggal di daerah yang relatif maju, tentunya kebutuhan akan internet sama dengan kebutuhan mereka terhadap nasi. Contoh ekstrim di atas adalah gambaran sederhana perbedaan sudut pandang “sehari tanpa internet”. Bagi sebagian orang internet wajib ada setiap hari, namun bagi sebagian yang lain internet adalah benda asing yang (terpaksa) tidak dibutuhkan.

http://telkomsel.com/genggam-internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar