Senin, 21 April 2014

Garut, Harta Terpendam Bumi Priangan

Dodol dan Aceng Fikri, itulah yang ada di benak saya tentang Garut sebelum bertandang ke sana. Tidak banyak yang saya ketahui tentang Garut karena kurangnya informasi dari media massa seperti televisi. Baru beberapa bulan yang lalu nama Garut terangkat oleh kasus nikah siri yang menjerat Bupati Garut saat itu. Sebuah isu yang mempopulerkan Garut, namun sayangnya dalam hal yang negatif. Seorang kawan pernah menceritakan pengalamannya saat berada di suatu daerah. “Anak buahnya Aceng Fikri ya..” celetuk seseorang yang dia temui sesaat setelah mengetahui identitasnya sebagai orang Garut. Saking seringnya media membahas isu itu, membuat sebagian orang mengenal Garut identik dengan Aceng Fikri. Padahal Garut tidak sesempit itu, tidak hanya sebatas dodol atau Aceng Fikri saja. Garut yang juga mendapat julukan kota intan itu memiliki banyak hal menarik yang jarang ditemui di tempat lain.


Satu hal yang paling menarik bagi saya adalah bentang alamnya. Bentang alam Garut didominasi oleh wilayah pegunungan yang membuatnya menjadi sejuk. Hamparan sawah terasering menghiasi lereng-lereng perbukitan. Membuatnya menjadi terlihat seperti hamparan karpet berwarna hijau dan nantinya akan berubah menjadi kuning keemasan ketika masa panen tiba.
1368267735791917518
Sawah terasering di Cibatu
Garut selatan didominasi oleh pegunungan tinggi. Terdapat beberapa gunung seperti Papandayan dan Cikuray di Garut selatan. Letaknya yang berada di dataran tinggi membuat daerah ini sangat menarik untuk dikunjungi. Udara yang sejuk serta pemandangan alamnya yang mempesona menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan Garut juga dikenal sebagai Swiss van Java dan pernah menjadi destinasi liburan Charlie Chaplin (aktor komedi Hollywood tahun era film hitam putih). Banyak tempat wisata alam yang terdapat di Garut selatan mulai dari yang terkenal seperti gunung Papandayan dan pemandian air hangat di Darajat sampai tempat wisata baru seperti Kebun Mawar dan Situ Cibeureum di kecamatan Samarang. Lebih ke selatan lagi, akan kita temukan pantai Pameungpeuk dan pantai Santolo. Sayangnya selama sebulan saya di Garut, belum sempat menyambangi kedua pantai itu.
13682648911620414418
Area kawah Papandayan yang selalu mengeluarkan asap belerang
13682655181584014610
13682658002030927217
Kebun Mawar Situhapa di Garut selatan
Tidak seperti Garut selatan, wilayah Garut utara relatif lebih landai meskipun masih berupa pegunungan juga. Tak banyak tempat wisata saya jumpai di daerah ini. Hanya saja sangat banyak tempat menarik bagi saya yang baru pertama kali ke Garut. Sawah terasering banyak dijumpai di daerah ini. Yang lebih menarik lagi, terdapat kebun strawberry luas di kampung Bakom. Sebuah kampung kecil yang masuk wilayah kecamatan Malangbong ini merupakan salah satu daerah penghasil strawberry. Bahkan menurut salah seorang warga, strawberry mereka dijual sampai ke Jawa Tengah dan beberapa wilayah lain di Indonesia.
1368266172693231277
Jalan beton di pedesaan Malangbong
Setelah menikmati wisata alam di Garut selatan dan utara, tak lengkap rasanya jika tidak berkunjung di Garut kota. Kota yang diapit pegunungan ini memiliki daya tarik tersendiri. Mulai dari wisata kuliner sampai wisata belanja. Cukup banyak kuliner khas Garut, namun karena keterbatasan waktu dan isi dompet hanya beberapa saja yang bisa saya nikmati.

Sambal Cibiuk, merupakan sambal khas daerah Cibiuk. Memiliki cita rasa yang unik karena terdiri dari campuran bahan seperti tomat kecil dan daun kemangi. Bagi penyuka pedas, sambal Cibiuk jangan sampai terlewatkan dari daftar menu anda ketika berkunjung ke Garut. Puas menyantap masakan sunda ditemani sambal Cibiuk, es goyobod tepat dijadikan hidangan penutup. Minuman yang mirip es campur ini memiliki rasa yang khas, berbeda dengan es campur lain karena terdapat goyobod Sebagai salah satu isiannya.
13682665592121434151
Sambal Cibiuk
1368267008666359415
Meracik es goyobod
Usai berwisata kuliner, tak salah jika beristirahat sebentar di alun-alun Garut. Di sana terdapat Masjid Agung yang sarat akan nilai sejarah. Di sekitar alun-alun juga terdapat banyak penjual jajanan seperti es goyobod, gorengan, cimol, cilok, dan ci-ci  lainnya. Tak jauh dari alun-alun, terdapat salah satu pusat oleh-oleh khas Garut yaitu Chocodot. Suatu konsep makanan unik yang menggabungkan antara dodol dengan coklat. Produk ini juga dikemas dengan menarik sehingga menjadi buruan para wisatawan yang berkunjung ke Garut.
136826748273787058
Masjid Agung Garut
Itulah sedikit catatan saya tentang Garut. Sebuah tempat yang menyimpan potensi yang besar, terutama di bidang pariwisata. Namun sayangnya, potensi itu masih belum digarap secara serius oleh pemerintah setempat. Masih cukup banyak jalanan yang rusak sangat mengganggu mobilitas warga maupun wisatawan. Promosi terkait pariwisata di Garut juga masih kurang, dan akhir-akhir ini tenggelam oleh pemberitaan tentang Aceng Fikri. Sungguh disayangkan, Kota Intan ini belum menampakkan kilau cahayanya. Perlu usaha ekstra untuk mengasahnya agar menjadi Kota Intan yang bercahaya.

Catatan kecil: Garut adalah daerah yang (nyaris) tanpa lampu lalu lintas. Setidaknya dari belasan kecamatan yang saya kunjungi termasuk kota Garut, hanya ada satu lampu lalu lintas di kota Garut. Namun dua kali saya lewat situ, lampunya tak nyala. Sebagai gantinya, terdapat bunderan yang berfungsi sebagai pengatur lalu lintas “alami” di beberapa persimpangan jalan.
1368268329655877064
Bunderan Suci
Sumber foto:
dokumentasi pribadi tim “GABAN”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar