Senin, 21 Juli 2014

Meriahnya Pesta Pernikahan Suku Sasak Lombok

Laju mobil kami tersendat lantaran jalan dipenuhi oleh serombongan orang berpakaian adat suku Sasak. Tepat di tengahnya, terdapat seorang perempuan dengan pakaian adat berbeda dari sekelilingnya dan dinaungi payung tradisional. Di belakangnya, tampak segerombolan pemuda yang berjoget tak karuan diiringi musik khas Sasak. Kemeriahan tercipta seketika sore itu dalam upacara Nyongkolan.


13954756601810626289
rombongan Nyongkolan (dok. pribadi)

Nyongkolan adalah sebuah tradisi yang menyertai prosesi pernikahan pada suku Sasak di Lombok. Dalam tradisi ini, sepasang pengantin diarak menuju rumah mempelai perempuan. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan pasangan tersebut ke khalayak, terutama kerabat/warga di sekitar rumah mempelai perempuan karena biasanya seluruh prosesi pernikahan dilaksanakan di tempat mempelai laki-laki.
Riuhnya suara musik disertai semaraknya pengiring pengantin membuat prosesi Nyongkolan menyedot perhatian warga sekitar tak terkecuali pengendara yang kebetulan lewat. Warga berbondong-bondong memadati tepian jalan untuk menyaksikan prosesi pernikahan yang sebetulnya lebih mirip pawai tersebut. Arak-arakan itu biasanya memakan separuh badan jalan sehingga memaksa pengendara untuk melambatkan laju kendaraannya atau bahkan menepi sejenak sampai semua rombongan lewat.


13956557541301788998
rombongan Nyongkolan yang memadati jalan raya

Prosesi Nyongkolan dapat ditemui di seluruh pulau Lombok. Dari mulai jalan kecil antar kecamatan sampai jalan lintas kabupaten. Waktu pelaksanaan biasanya dilakukan di akhir pekan. Dalam perjalanan dari Pujut (Lombok Tengah) menuju Masbagik (Lombok Timur) kami berpapasan dengan 3 rombongan Nyongkolan. Cuaca sore itu mendung dan turun hujan di beberapa tempat. Namun, mendekati daerah yang dilalui rombongan Nyongkolan tak ada setetes air pun yang turun dari langit. Ketika menjauh dari rombongan, titik gerimis kembali menghiasi kaca depan mobil. Hal yang sama terjadi ketika kami berpapasan dengan rombongan nyongkolan di tempat berikutnya.
Macet adalah suatu keniscayaan dalam prosesi Nyongkolan. Pengendara harus rela menunda perjalanan mereka untuk mempersilahkan rombongan lewat. Bagi pengendara motor tidaklah sulit untuk meliuk-liuk melewati celah badan jalan yang tersisa. Namun, untuk pengendara mobil haruslah sabar menanti beberapa saat untuk dapat kembali melanjutkan perjalanan. Biasanya, ada beberapa orang dalam rombongan yang bertugas mengatur lalu-lintas dan memastikan rombongan tidak keluar dari jalur yang ditentukan.

1395477196821895203
ketertiban tetap harus dijaga (dok. pribadi)

Meski perjalanan sedikit terhambat, kemeriahan Nyongkolan menjadi suatu hiburan selama menunggu. Remaja tanggung terus berjoget asal-asalan sepanjang perjalanan mengikuti alunan musik. Para penabuh drumband dan gendang beleq (alat musik khas Sasak) berkolaborasi dengan pemain organ tunggal menciptakan harmoni nada yang menghibur. Alunan musik tradisional Sasak dipadu dengan alat musik modern seperti drumband dan organ menambah keceriaan. Tak lupa, pengantin yang tetap sumringah meski harus berjalan kaki cukup jauh.


13956559991014007564
sang pengantin pria dengan beberapa pengawalnya

Suatu tradisi yang unik dan kolosal karena melibatkan banyak orang dan biaya yang tidak sedikit. Belasan hingga puluhan juta rupiah harus disediakan untuk membuat pesta meriah seperti itu. Tentu saja, tidak semua upacara pernikahan di Lombok menyertakan Nyongkolan besar-besaran. Esensinya, Nyongkolan ditujukan untuk memperkenalkan pengantin ke masyarakat. Jadi, tidak perlu bermewah-mewah dalam melangsungkan upacara pernikahan. Tapi bagaimanapun juga, pesta pernikahan ala sasak kurang afdal tanpa Nyongkolan.


13956561801207433934
pokoke njoged..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar