Waktu menunjukkan pukul 16.30, kawan yang ditunggu tak kunjung datang. Keramaian yang sedari tadi mengisi penuh area dermaga berangsur lengang. Hari ini merupakan puncak acara “Pesta Anak Pantai” menyambut HUT RI ke 77 di Tanjung Riau. Berbagai macam acara seperti lomba panjat pinang hingga balap speed boat diadakan di area dermaga dan lapangan Kampung Tua Tanjung Riau mulai dari pagi hingga sore.
Sebut saja Bang Dan, dia adalah warga lokal
pulau seberang yang sedianya akan memandu perjalanan kami. Dia baru tiba di
dermaga sekitar pukul 5 sore setelah mengantarkan anak istrinya pulang ke
Singapura. Istri Bang Dan memang seorang warga negara Singapura yang juga
merupakan orang Melayu Kepulauan Riau. Sejak perbatasan kedua negara dibuka
akhir tahun 2021, setidaknya sebulan sekali mereka bertemu. Hanya beberapa hari
dalam sebulan mereka berkumpul karena terpisah batas yang sebenarnya hanya “sejengkal”.
beranda Singapura di ujung cakrawala
Tekong mulai menyalakan mesin beberapa saat
setelah barang terakhir termuat. Kapal berkapasitas 20 orang itu memuat 14
penumpang dan barang-barang bawaan kami. Perlahan kapal kayu bermesin 40 PK meninggalkan
dermaga Tanjung Riau dan semakin laju saat berada di perairan dalam. Di
kejauhan tampak beranda Singapura yang dijejali gedung-gedung pencakar langit. Sementara
di pulau-pulau sekitar terlihat pemukiman kampung sederhana dengan satu dua titik
lampu yang mulai menyala.
Setelah melalui selat di antara beberapa pulau
kecil, kapal berlayar di lautan lepas. Gelombang laut relatif tenang, hujan tak
juga turun meskipun mendung. Tak terlalu lama berada di lautan lepas, kapal
kembali memasuki gugusan kepulauan kecil. Benar kata Bang Dan, kalau rute
pelayaran ini relatif aman dari gelombang tinggi karena melalui selat di antara
pulau-pulau kecil. Karena itu, dia berani membawa kami berlayar sore hari.