Jumat, 09 Juli 2021

Menggapai Atap Yogyakarta

Gunung Kendil

Gunung Kendil, nama yang cukup asing bagi saya. Padahal gunung ini terletak tak jauh dari Puncak Suroloyo yang sudah tersohor itu. Gunung Kendil merupakan sebuah bukit di tepi Jl Suroloyo. Jika kita menuju ke Puncak Suroloyo dari kota Jogja, Gunung Kendil terletak di sebelah kiri jalan. Hanya ada penanda plang kecil bertuliskan “Gunung Kendil” saat saya ke sana karena papan yang lebih besar roboh terkena angin.

Dibutuhkan waktu sekitar 1 jam 15 menit dari Kota Jogja menuju ke Gunung Kendil. Ada dua rute utama yakni melalui Jl Godean dan Jl Kebon Agung. Di antara dua rute tersebut jarak dan waktu tempuh tidak terpaut jauh. Hanya saja jika melalui Jl Godean kita akan melewati banyak simpang dan lampu merah serta relatif lebih ramai. Kedua rute tersebut akan bertemu di Kantor Kecamatan Minggir, kemudian terus ke arah barat. Setelah menyeberangi Kali Progo, sampailah kita di perempatan Dekso. Ditandai dengan tugu di tengah perempatan, lokasi ini menjadi pintu gerbang Kawasan Pegunungan Menoreh dari Kota Jogja.

Dari perempatan Dekso belok ke kanan, sekitar 1 km kemudian bertemu pertigaan belok ke kiri arah Boro. Sampai sini kita hanya perlu mengikuti jalan saja naik ke arah pegunungan Menoreh, melalui area persawahan. Jalan relatif datar sampai di kompleks Gereja Katolik Boro, kemudian mulai menjanjak. Jalanan sempit, berkelok, dan menanjak. Kondisi jalan saat ini cukup baik, berupa aspal yang relatif rata. Hijaunya perbukitan dan lahan perkebunan serta pertanian menjadi pemandangan di sepanjang perjalanan.

Setidaknya ada dua tanjakan yang cukup ekstrim sehingga dibutuhkan kondisi mesin kendaraan yang prima serta kemampuan mengemudi yang memadai terutama bagi pengendara roda empat. Salah satu tanjakan yang terkenal adalah Wonogiri Pass arah Suroloyo. Tanjakan ini cukup terjal dan panjang, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi pengendara. Akan menjadi lebih berbahaya jika turun dari Suroloyo karena cukup rentan terjadi rem blong. Menurut warga sekitar telah beberapa kali terjadi kecelakaan akibat rem blong, terutama pada motor matic.

Setelah tanjakan Wonogiri Pass, kita masih harus melalui jalan sempit berliku dengan tanjakan yang relatif landai. Setelah melewati perkampungan di tepi jalan, sampailah kita di Gunung Kendil. Tidak ada penanda khusus di sekitar bukit yang dinamai Gunung Kendil itu. Hanya ada plang kecil dan sebuah warung di bawah bukit. Tempat parkir kendaraan berada di halaman warung dan di seberang jalan kecil depan warung. Di area gunung kendil memang terdapat jalan kecil yang mengitari bukit.

Dari puncak Gunung Kendil

Sampai saat terakhir saya ke sana belum ada tiket masuk wisata. Hanya ada biaya parkir, itu pun belum tentu ada setiap hari. Kunjungan wisatawan di Gunung Kendil memang belum terlalu ramai, pamornya masih kalah dibandingkan dengan Suroloyo. Sehingga wajar bila para pengurusnya tidak setiap hari aktif. Meskipun demikian, Gunung Kendil telah memiliki beberapa fasilitas penunjang wisata seperti: tempat parkir, tempat cuci tangan, tempat sampah, hingga beberapa spot selfie. Akses menuju ke puncak sudah cukup baik dengan jalan setapak kemudian disambung dengan tangga batu. Menjelang sampai puncak tangga batu cukup curam, sehingga pengunjung perlu berhati-hati terutama saat turun karena pegangan yang disediakan tidak terlalu kokoh.

Di Gunung Kendil juga terdapat camping ground yang dapat menampung beberapa tenda. Camping ground ini sudah disiapkan sedemikian rupa sehingga relatif datar sehingga cukup nyaman untuk didirikan tenda. Jika ingin menginap dan menggunakan fasilitas camping ground pengunjung diharapkan menghubungi pengelola terlebih dahulu untuk keamanan dan kenyamanan.

Gunung Kendil, satu dari sekian banyak bukit yang dapat kita temukan di sepanjang jalan di kawasan puncak pegunungan Menoreh. Berbeda dengan bukit-bukit lain, Gunung Kendil ini sudah cukup tertata. Lokasi yang tepat berada di tepi jalan raya membuatnya sangat mudah diakses. Dari Gunung Kendil kita bisa dengan leluasa melihat lanskap perbukitan dan lembah di sekitarnya. Dua pasang gunung, Merapi-Merbabu dan Sumbing-Sindoro dapat dilihat dengan sangat jelas jika cuaca cerah.

Pemandangan dari "Atap Jogjakarta"

Kabut memang seringkali menyelimuti puncak Menoreh, terutama saat sore hari. Bahkan jika sedang musim hujan, kawasan tersebut bisa tertutup kabut sepanjang hari. Waktu terbaik untuk menikmati pemandangan di Gunung Kendil adalah saat pagi hari. Saat pagi, matahari belum terlalu terik dan silau sehingga pandangan kita bisa semakin luas.  

Akses jalan menuju Gunung Kendil cukup baik. Aspal mulus mendominasi rute perjalanan, meski ada beberapa tanjakan curam, jalan sempit, kelokan tajam yang harus dilalui. Gunung Kendil dapat menjadi alternatif wisata di sekitar Puncak Suroloyo. Kondisi yang relatif sepi memungkinkan kita untuk sejenak menepi. Sekadar menikmati alam yang asri tanpa banyak riuh pengunjung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar