Kamis, 22 Januari 2015

Papua Barat



Kabut tipis masih enggan beranjak dari hutan hujan Papua di ujung horizon. Sementara jalan raya di wilayah kampung malas tau masih lengang. Sangat jarang ada kendaraan lewat, belum begitu banyak pula anjing kampung yang berkeliaran di sekitar jalan. Di sana seringkali dijumpai anjing-anjing kampung yang berkeliaran di sekitar jalan raya. Mereka sering tiba-tiba menyeberang jalan, seenaknya tidur-tiduran di tepi bahkan di tengah jalan. Jika kurang beruntung dan hati-hati, pengendara bisa menabrak hewan tersebut dan kena denda besar. Jika yang ditabrak sampai mati anjing betina, pengendara malang itu akan dikenai denda yang dihitung dari jumlah puting susu si anjing. Alhasil, jika ingin pulang dengan selamat si pelaku harus merogoh koceknya hingga puluhan juta rupiah.
Tidak hanya itu, beberapa tahun lalu masih sering didapati warga kampung yang tiduran di tengah jalan seusai mabuk-mabukan. Jalan sempoyongan di malam hari, duduk-duduk santai di tepi jalan tanpa mempedulikan bahwa itu adalah jalan propinsi yang menghubungkan antar kabupaten yang ramai dilalui kendaraan. Mereka sepertinya malas tau konsekuensi dari perbuatannya. Karena itulah kampung itu dikenal dengan sebutan kampung malas tau.

*) istilah “malas tau” sering dipakai di daerah Papua Barat yang menunjukkan ketidakpedulian. Malas tau = tidak peduli = emang gue pikirin = luweh = mbuh = ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar