Kabut tipis masih enggan beranjak
dari hutan hujan Papua di ujung horizon. Sementara jalan raya di wilayah
kampung malas tau masih lengang. Sangat jarang ada kendaraan lewat, belum
begitu banyak pula anjing kampung yang berkeliaran di sekitar jalan. Di sana
seringkali dijumpai anjing-anjing kampung yang berkeliaran di sekitar jalan
raya. Mereka sering tiba-tiba menyeberang jalan, seenaknya tidur-tiduran di
tepi bahkan di tengah jalan. Jika kurang beruntung dan hati-hati, pengendara
bisa menabrak hewan tersebut dan kena denda besar. Jika yang ditabrak sampai
mati anjing betina, pengendara malang itu akan dikenai denda yang dihitung dari
jumlah puting susu si anjing. Alhasil, jika ingin pulang dengan selamat si
pelaku harus merogoh koceknya hingga puluhan juta rupiah.
Tidak hanya itu, beberapa tahun
lalu masih sering didapati warga kampung yang tiduran di tengah jalan seusai
mabuk-mabukan. Jalan sempoyongan di malam hari, duduk-duduk santai di tepi
jalan tanpa mempedulikan bahwa itu adalah jalan propinsi yang menghubungkan
antar kabupaten yang ramai dilalui kendaraan. Mereka sepertinya malas tau konsekuensi
dari perbuatannya. Karena itulah kampung itu dikenal dengan sebutan kampung
malas tau.
*) istilah “malas tau” sering dipakai di daerah Papua
Barat yang menunjukkan ketidakpedulian. Malas tau = tidak peduli = emang gue
pikirin = luweh = mbuh = ...
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar